Menyambut bulan suci Ramadan 1445 H, Universitas Mitra Indonesia (UMITRA) menggelar kajian Islami yang bertema `Tafsir Surat ash-Shalah` di masjid Bait Al Ukhuwah , Universitas Mitra Indonesia, jalan Z. A. Pagar Alam No. 7, Gd. Meneng, Bandarlampung, Selasa (5/2).
Ketua Yayasan Mitra Lampung, Dr. H. Andi Surya menyambut baik kegiatan rohani yang dihadiri oleh dosen, staf dan karyawan UMITRA. Harapannya kegiatan ini akan menjadi agenda rutin di UMITRA sebagai filter menghadapi derasnya dan keterbukaan informasi.
"Kita mengupayakan agar diwaktu-waktu tertentu dan bisa dibuat agenda rutin bulanan atau bahkan jika perlu dua minggu sekali kegiatan pengajian seperti hari ini, mengundang ustaz yang bisa memberikan pencerahan untuk kita. Tujuannya mencari ilmu dan berguru. Derasnya informasi, derasnya perubahan-perubahan yang terjadi secara sosial-budaya dan sebagainya. kita perlu filter dari sisi keimanan,"katanya.
Muhammad Adam Ghazali, B.A dalam tausiahnya menjelaskan Tafsir Al-Mishbah dikatakan bahwa Al Fatihah artinya pembukaan kitab secara tertulis. Surat ini juga disebut sebagai ash-Shalah, lantaran merupakan syarat sahnya salat. Al Fatihah dikenal pula dengan as-Sab`ul Matsani, karena selalu dibaca berulang kali dalam salat, dan pada tiap rakaatnya.
"Makna ash-shalah dalam Tafsir Al-Mishbah adalah bermakna surah al-Fatihah. Hal ini terkait dari penjelasan berikutnya dalam hadits tersebut. Sehingga para ulama bersepakat bahwa di antara nama atau sebutan surah al-Fatihah itu adalah ash-shalah. Di samping itu surah al-Fatihah identik dengan shalat karena membaca surah al-Fatihah merupakan salah satu rukun dalam shalat dalam setiap rakaat shalat, di mana seseorang yang shalat dan tidak membaca surat al-Fatihah maka shalatnya tidak sah,"jelasnya.
Lebih lanjut ustaz lulusan dari Imam Mohammad ibn Saud Islamic University (IMSIU) menyampaikan surat Al Fatihah di bagi menjadi 2 bagian yakni Bagian pertama merupakan akhlak seorang hamba kepada Allah yaitu pengakuan dan keyakinan akan sifat dan kekuasaan Allah. Bagian kedua ini adalah hak seorang hamba kepada Tuhannya.
"Surat Alfatihah di bagi menjadi 2 bagian, ayat 1 sampai dengan ayat 3, pujian kepada Allah dan ayat 4 hingga ayat 7 adalah permohonan hamba kepada Allah SWT. Allah Maha Terpuji dan tiada lainnya yang berhak dipuji selain Allah SWT, karena kasih sayang Allah sangat besar kepada hamba-Nya. Bagian kedua ini adalah hak seorang hamba dari Allah Subhanahu wa Ta`ala, yaitu sesuai keyakinan bahwa ia pasti akan menyembah hanya kepada Allah dan hanya memohon pertolongan kepada Allah maka ia senantiasa memohon petunjuk kepada Allah dalam setiap aktivitasnya agar senantiasa di jalan yang penuh kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin,"pungkasnya. (rls/*)